5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Menggerogoti Kinerja Otakmu

Otak manusia
Sumber :
  • Meta

Teknodaily –  Otak manusia memang luar biasa. Walaupun hanya 2 persen dari total berat tubuh, organ ini mengonsumsi hampir 20 persen dari seluruh energi yang kita hasilkan setiap hari. Itu artinya, kualitas berpikir, fokus, dan keputusan kita sangat bergantung pada cara kita menjaga “bahan bakar” dan kesehatan otak.

7 Fakta Mengejutkan tentang Tidur: Apakah Benar Orang Dewasa Butuh 8 Jam Tidur Setiap Malam? Tidur adalah komponen vital

Tapi sayangnya, dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, banyak dari kita justru melakukan hal-hal yang merusak kapasitas otak secara perlahan—tanpa disadari. Dan ironisnya, kebiasaan-kebiasaan itu sering dianggap “wajar” atau bahkan “produktif.”

Kalau akhir-akhir ini kamu merasa cepat lelah berpikir, gampang lupa, atau susah fokus, mungkin bukan karena kamu kurang pintar atau makin tua. Bisa jadi, otakmu sedang kelelahan karena sabotase dari kebiasaanmu sendiri.

Apa Itu Brain Rot? Efeknya Bagi Psikologis Kita dan Cara Mengatasinya

Berikut ini lima kebiasaan paling umum yang ternyata bisa merusak cara kerja otak.

1. Multitasking yang Bikin Otak Kacau

Banyak orang bangga bisa mengerjakan banyak hal sekaligus: kerja sambil dengar YouTube, bales chat, dan buka email. Tapi menurut Daniel J. Levitin, penulis The Organized Mind, multitasking justru menghabiskan energi mental lebih cepat karena otak terus-menerus berpindah fokus.

Galaxy Tab S10 series, Tablet Game Paling Ringan

Faktanya, setiap kali kamu berpindah tugas, dibutuhkan rata-rata 23 menit untuk kembali fokus penuh. Jadi kalau kamu kerja tiga jam sambil bolak-balik buka HP, mungkin hasil kerjamu hanya setara 30 menit kerja fokus.

Multitasking bukan efisiensi — tapi fragmentasi kognitif.

2. Kurang Tidur Merusak Sistem Memori dan Logika

Tidur bukan sekadar waktu istirahat, tapi fase vital bagi otak untuk “membersihkan sampah” dan menyusun ulang ingatan. Menurut Matthew Walker dalam bukunya Why We Sleep, saat tidur, otak menyortir informasi hari itu dan memindahkannya ke memori jangka panjang.

Kurang tidur akan menghambat proses belajar dan ingatan, Memicu emosi negatif, Memperlambat kerja prefrontal cortex (pusat logika & keputusan).

Tidur cukup bukan kemewahan, tapi kebutuhan biologis agar otak tetap tajam.

3. Kebiasaan Mengecek Notifikasi Terus-Menerus

Ponsel kita dirancang seperti “mesin dopamin” mini. Menurut Cal Newport, penulis Digital Minimalism, notifikasi di smartphone memicu reward system di otak, mirip seperti hadiah kecil yang bikin candu.

Masalahnya, setiap distraksi itu memotong alur berpikir mendalam. Akibatnya, otak jadi sulit fokus dalam jangka panjang, lebih mudah gelisah, dan kehilangan kemampuan menyelesaikan tugas kompleks.

Notifikasi adalah “micropemecah fokus”. Sedikit demi sedikit, merusak kedalaman berpikirmu.

4. Konsumsi Informasi Tanpa Filter 

John Medina dalam Brain Rules menyebut bahwa otak menyukai informasi, tapi dalam struktur yang jelas. Kalau tidak, otak akan mengalami decision fatigue—kelelahan akibat terus memilih dan menyortir hal yang tidak relevan.

Di era banjir informasi seperti sekarang, setiap scroll media sosial, berita clickbait, atau gosip receh sebenarnya adalah beban kognitif yang tidak perlu. Lama-lama, kamu merasa lelah bahkan sebelum mulai bekerja.

Kurang info bukan masalah. Terlalu banyak info tanpa tujuan itulah yang membunuh fokus.

5. Self-Talk Negatif: Musuh Dalam Diri Sendiri

Kamu mungkin tidak sadar, tapi kalimat seperti “aku bodoh”, “aku payah”, atau “aku pasti gagal” yang kamu ucapkan dalam hati akan dicatat dan diproses oleh otak sebagai fakta. Menurut Dr. Anna Lembke, self-talk negatif bisa melemahkan prefrontal cortex dan memperkuat amygdala (pusat ketakutan dan kecemasan).

Ini akan membuatmu lebih mudah stres dan cemas, kehilangan percaya diri, sulit membuat keputusan logis.

Kata-kata yang kamu ulang dalam hati bukan cuma suara, tapi program bawah sadar otakmu.

Jangan Remehkan Kebiasaan Kecil

Kinerja otak kita tidak hanya ditentukan oleh IQ atau usia, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan harian yang kita anggap sepele. Lima kebiasaan di atas—multitasking, kurang tidur, distraksi digital, konsumsi informasi tanpa filter, dan self-talk negatif—bisa secara perlahan menggerogoti performa mentalmu.

Berani berubah tidak butuh revolusi besar. Cukup mulai dari:

  1. Fokus satu tugas dalam satu waktu
  2. Tidur 7–8 jam per malam
  3. Matikan notifikasi yang tidak penting
  4. Saring informasi yang kamu konsumsi
  5. Ganti self-talk negatif dengan afirmasi realistis

Dengan begitu, kamu tidak hanya memberi otakmu ruang untuk bernapas, tapi juga membangun ulang ketajaman berpikir yang lebih jernih, stabil, dan produktif.