Apa Itu Brain Rot? Efeknya Bagi Psikologis Kita dan Cara Mengatasinya
- Pixabay.
Fenomena comparison culture (budaya perbandingan) yang dihasilkan oleh media sosial memperparah kondisi ini. Ketika kita terus-menerus membandingkan kehidupan kita dengan versi terbaik kehidupan orang lain yang ditampilkan secara selektif di platform digital, kita kehilangan kemampuan untuk merasa puas dengan diri sendiri.
Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana kita mencari validasi eksternal melalui "likes" dan "followers," hanya untuk merasa semakin kosong setiap kali ekspektasi kita tidak terpenuhi.
Salah satu area di mana dampak brain rot sangat terlihat adalah dalam dunia pendidikan. Guru dan dosen melaporkan bahwa siswa mereka semakin sulit untuk berkonsentrasi, membaca teks panjang, atau mendiskusikan ide-ide kompleks. Sistem pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk mengembangkan pemikiran mendalam malah sering kali terbentur oleh pendekatan pembelajaran yang terlalu dangkal.
Dengan dominasi teknologi dalam pembelajaran, ada risiko bahwa siswa lebih memilih jawaban cepat daripada pemahaman mendalam. Murid cenderung menyukai soal berupa pilihan ganda daripada uraian. Ini tidak hanya menghambat kemampuan kognitif, tetapi juga membatasi potensi mereka untuk berkembang sebagai individu yang kritis dan kreatif.
Cara Mengatasinya
Meski fenomena brain rot tampak suram, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Salah satu pendekatan yang populer adalah digital detox, yaitu mengurangi atau bahkan menghilangkan penggunaan perangkat digital untuk jangka waktu tertentu. Praktik ini dapat membantu otak untuk reset, memungkinkan kita untuk memulihkan kemampuan fokus dan refleksi yang hilang.
Pendekatan lain adalah melalui mindfulness (kesadaran penuh), yaitu praktik untuk hadir sepenuhnya dalam setiap momen tanpa distraksi. Dengan melatih mindfulness, kita dapat membangun kembali hubungan yang sehat dengan teknologi dan informasi. Contohnya sederhana. Saat kita makan bersama sahabat atau keluarga, kita bisa berdiskusi dan berbincang akrab, tanpa harus terdistraksi oleh gawai.