Munculnya Fenomena Rojali & Rohana di Mall

Fenomena rojali di mall
Sumber :
  • mall

Teknodaily – Belakangan ini, dunia maya sempat dihebohkan oleh istilah unik yang mendadak viral. Rojali alias Rombongan Jarang Beli. Istilah ini awalnya hanya dikenal di kalangan pedagang pasar atau karyawan toko, namun kini mulai menembus ke ranah media arus utama. 

Supermoon Pengaruhi Pola Tidur, Ini Penyebabnya

Tak lama berselang, muncul pula saudaranya: Rohana, Rombongan Hanya Nanya. Kedua istilah ini menjadi semacam potret sarkastik tapi nyata dari kondisi ekonomi dan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia saat ini.

Mall Ramai Tapi Sepi Transaksi

Jika Anda pernah berkunjung ke pusat perbelanjaan akhir-akhir ini, Anda mungkin menyadari satu hal: mall tampak ramai, tapi kasir tetap lengang. Banyak orang datang, berjalan dari satu toko ke toko lain, tapi hanya sekadar lihat-lihat, mungkin sesekali mampir ke food court atau hanya nongkrong untuk melepas penat. Inilah yang disebut sebagai Rojali dan Rohana—rombongan orang yang hadir ke tempat belanja tapi tanpa niat kuat untuk membeli barang.

Fenomena Langka akan Muncul Bulan Kedua pada 29 September hingga 25 November 2024

Di satu sisi, ini menandakan bahwa mall masih punya daya tarik sosial dan fungsinya sebagai tempat rekreasi ringan. Tapi di sisi lain, ini bisa menjadi pertanda daya beli masyarakat yang sedang melemah. 

Kehadiran Rojali dan Rohana ini sebenarnya bukan sekadar lucu-lucuan, melainkan indikator ekonomi mikro yang mencerminkan bahwa masyarakat saat ini sedang memilih untuk menahan pengeluaran.

Kenapa Rojali dan Rohana Muncul?

Hari di Bumi Menjadi Lebih Panjang, Bisa Sampai 25 Jam

Berikut ini penyebabnya.

Kondisi Ekonomi yang Menantang

Inflasi yang naik, harga kebutuhan pokok yang makin tinggi, serta stagnasi pendapatan membuat banyak orang memilih untuk lebih hemat. Bukan karena tak mau belanja, tapi karena harus memprioritaskan kebutuhan utama. Di sinilah fenomena "jarang beli" menjadi wajar dan bisa dimaklumi.

Mall Sebagai Tempat Healing Murah

Di tengah tekanan hidup, banyak orang menjadikan mall sebagai tempat rekreasi yang terjangkau. AC dingin, suasana nyaman, bisa jalan-jalan sambil lihat barang bagus, dan hanya dengan modal parkir serta jajan hemat, sudah cukup untuk menyegarkan pikiran.

Takut Salah Beli atau Menyesal

Di masa serba tidak pasti, keputusan membeli menjadi lebih selektif. Banyak yang memilih untuk "nanya dulu" atau lihat-lihat dulu sebelum akhirnya pulang tanpa membawa apapun. Maka hadirlah Rohana: Rombongan Hanya Nanya.

Apakah Rojali & Rohana Merugikan Mall dan Pedagang?

Tentu saja, dari sudut pandang pelaku usaha, semakin banyak Rojali dan Rohana berarti turunnya rasio konversi kunjungan ke pembelian. Tapi di sisi lain, lebih baik ada pengunjung daripada mall benar-benar kosong. Setidaknya masih ada potensi. Selama orang masih datang, masih ada peluang transaksi terjadi—baik sekarang, nanti, atau melalui promosi dan diskon menarik.

Namun kekhawatiran muncul ketika istilah Rojali menjadi terlalu viral. Jika publik mulai takut disebut Rojali saat ke mall, bisa saja ini malah menurunkan minat kunjungan ke pusat perbelanjaan. Padahal kehadiran keramaian adalah salah satu elemen penting untuk menjaga ekosistem mall tetap hidup.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Bagi Pelaku Usaha:

Ciptakan promosi yang relevan dengan kondisi ekonomi saat ini. Diskon, cicilan ringan, bundling hemat bisa jadi pemicu transaksi.

Tingkatkan experience di toko, buat orang merasa betah dan tertarik untuk kembali.

Gunakan pendekatan yang lebih empatik dan bersahabat, bukan hanya fokus jualan, tapi juga mengedukasi dan membangun hubungan.

Bagi Konsumen:

Tak perlu merasa malu jadi Rojali. Dalam situasi seperti sekarang, hemat adalah bentuk kecerdasan finansial.

Tapi, kalau ada kebutuhan yang memang mendesak dan budget mencukupi, tak ada salahnya untuk tetap mendukung pelaku usaha lokal.

Penutup

Fenomena Rojali dan Rohana bukan sekadar istilah lucu-lucuan internet. Ia mencerminkan kondisi psikologis dan ekonomi masyarakat kita saat ini. Meski terdengar kocak, istilah ini membawa pesan penting bahwa banyak orang sedang berusaha bertahan, sambil tetap menjaga sedikit ruang untuk bersantai, healing, dan sekadar menikmati suasana mall.

Kalau kamu salah satunya, nggak apa-apa kok. Karena di tengah ekonomi yang berat, jalan-jalan doang juga bisa jadi bentuk perlawanan terhadap stres dan tekanan hidup. Toh siapa tahu, hari ini cuma liat-liat, besok bisa checkout keranjang, kan?