Samsung Berencana Akuisisi Bisnis Infrastruktur Jaringan Akses Radio Nokia

Kantor Samsung.
Sumber :
  • Samsung.

TeknodailySamsung dikabarkan berencana mengakuisisi bisnis infrastruktur jaringan akses radio milik perusahaan telekomunikasi asal Finlandia, Nokia. Kabar itu datang dari orang dalam industri yang tak disebutkan namanya mengutip GSMArena, Senin 2 September 2024.

Habis-habisan Dikecam Publik, Miftah Maulana Mundur Sebagai Utusan Presiden

Samsung sebenarnya sudah terlibat di dalam industri infrastruktur jaringan akses radio (Radio Access Network/RAN), namun pangsa pasarnya terbilang kecil. Pada tahun lalu saja pangsa pasarnya hanya 6,1 persen secara global.

Maka masuk akal bagi Samsung untuk melakukan akuisisi sehingga mampu memperbesar cakupan dan kapasitasnya di industri.

Link Streaming Kejuaraan Dunia MLBB M6: Liquid ID vs Twisted Minds

Berdasarkan laporan tersebut angka yang diduga sebesar US$ 10 miliar (sekitar Rp155,4 triliun) untuk penjualan tersebut telah beredar.

Kantor Nokia.

Photo :
  • Nokia.
Cara Melihat Spotify Wrapped 2024

Jika kesepakatan tersebut berhasil, Samsung secara efektif akan menjadi pemasok RAN ​​terbesar kedua di seluruh dunia, dengan pangsa pasar sebesar 25,6 persen.

Nokia dalam beberapa tahun terakhir terus berjuang untuk berkompetisi dengan para pemain infrastruktur jaringan global lainnya seperti Huawei dan Ericsson. Posisinya pun masih kuat dan bisa dibilang masih tergolong sebagai pemain utama dalam industri infrastruktur jaringan global.

Tidak heran jika Samsung mengincar Nokia karena cakupan dan kapasitas layanannya yang sudah besar.

Terlepas dari rencana akuisisi itu, Samsung sebenarnya sudah memiliki jalur yang jelas dalam industri infrastruktur jaringan.

Posisinya bukanlah pendatang baru dalam bisnis infrastruktur, karena perusahaan asal Korea Selatan ini sudah membuat stasiun pangkalan 4G dan 5G, chipset, perangkat, radio, dan peralatan inti.

Samsung di tingkat global juga telah memasok teknologi untuk operator jaringan di seluruh dunia termasuk Telus Canada, O2 di Jerman, Reliance Jio di India, KDDI dan NTT DoCoMo di Jepang, Dish dan Verizon di AS, serta Vodafone di Inggris.