Insiden Kebakaran Mercedes-Benz EQE Picu Pertanyaan Soal Keamanan Baterai EV China

Mobil Mercedes Benz Eqe.
Sumber :
  • Mercedes Benz

Teknodaily – Kebakaran mobil listrik Mercedes-Benz EQE yang baru-baru ini terjadi di Incheon kembali memicu kekhawatiran tentang keamanan baterai buatan China, khususnya yang berjenis NCM. 

Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok, Banyak Pembeli Ketakutan

Dilansir dari Business Korea, pada malam 29 Juli pukul 19:16, seorang pria berusia 40-an memarkir mobil listrik Mercedes-Benz-nya di tempat parkir bawah tanah di kompleks apartemen B di Cheongna-dong, Seo-gu, Incheon. 

Hanya 59 jam kemudian, pada pagi hari 1 Agustus sekitar pukul 06:15, kendaraan tersebut mulai mengeluarkan asap dan kemudian terbakar. Kebakaran tersebut mengakibatkan lebih dari 140 kendaraan terbakar dan 23 orang harus dirawat di rumah sakit akibat menghirup asap.

Tesla Cybertruck Resmi Mengaspal di Indonesia, Harga Rp5 Miliar

Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi serta industri baterai, sel baterai sedan Mercedes-Benz EQE yang terbakar adalah produk dari Farasis, perusahaan asal China. Baterai ini adalah jenis Nickel-Cobalt-Manganese (NCM), meskipun nama model pastinya belum diungkapkan.

Tentang Farasis

Farasis, yang didirikan pada tahun 2009, berhasil mencapai penjualan sebesar $2,32 miliar tahun lalu, menempati peringkat ke-10 secara global dalam hal volume penjualan dan pengiriman. 

Tips Berkendara Aman Dengan Mobil Listrik

Pada tahun 2018, Farasis menandatangani kontrak pasokan baterai selama 10 tahun dengan Daimler, perusahaan induk Mercedes-Benz, dan pada tahun 2020, Mercedes-Benz mengakuisisi sekitar 3% saham di Farasis untuk bersama-sama mengembangkan baterai. 

Namun, produk baterai Farasis sebelumnya telah mengalami penarikan kembali (recall) di China karena risiko kebakaran. Pada bulan Maret 2021, Beijing Automotive Group (BAIC), sebuah perusahaan milik negara di China, menarik kembali 31.963 kendaraan listrik yang dilengkapi dengan baterai Farasis, dengan alasan "kemungkinan terjadinya kebakaran baterai dalam kondisi tertentu."

Dampaknya Terhadap Industri EV 

Kebakaran ini tidak hanya menyebabkan kerusakan materi yang signifikan tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kualitas dan keamanan baterai buatan China. 

Meskipun China dengan cepat mendominasi pasar dengan baterai berharga rendah, masih ada keraguan tentang teknologi dan kualitasnya, yang membutuhkan investasi besar dan penelitian serta pengembangan (R&D) jangka panjang. Insiden ini menyoroti masalah keamanan kronis yang menurut beberapa analis melekat pada baterai buatan China.

Seiring berjalannya penyelidikan, fokus kemungkinan besar akan tertuju pada lingkungan regulasi untuk kendaraan listrik dan baterai, termasuk standar keselamatan dan prosedur penarikan kembali. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan akan memainkan peran penting dalam menentukan langkah-langkah berikutnya untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Insiden kebakaran Mercedes-Benz EQE ini jelas menjadi peringatan bagi industri EV global. Masalah keamanan baterai, terutama yang berasal dari pemasok China, akan menjadi perhatian utama ke depannya. OEM dan regulator global diharapkan akan lebih memperhatikan standar keselamatan dan kualitas untuk mencegah terulangnya insiden tragis seperti ini.