Umat Katolik Berduka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia: Sakit Paru-Paru

Umat Katolik Berduka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia Sakit Paru-Paru
Sumber :
  • Teknodaily / Rmarcella

TeknodailyPaus Fransiskus meninggal dunia pada Senin pagi, 21 April 2025, di kediamannya Casa Santa Marta, Vatikan. Uskup Roma ini menghembuskan napas terakhir pada pukul 07.35 waktu setempat dalam usia 88 tahun.

7 Kuliner Malam Enak dan Murah Buat Isi Perut Tengah Malam, Rasanya Juara!

Kabar kepergiannya disampaikan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, dan membuat jutaan umat Katolik di seluruh dunia diliputi duka mendalam.

Dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih dan sederhana, Paus Fransiskus sejak awal kepemimpinannya membawa reformasi besar dalam tubuh Gereja Katolik, menjadikannya sosok yang sangat dicintai lintas generasi dan negara.

8 Drakor Romantis Terbaik April 2025, Dari Cinta Manis Sampai Bikin Nangis!

Dalam pernyataannya, Kardinal Farrell mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah kembali ke rumah Bapa dengan damai. Ucapan belasungkawa langsung membanjiri media sosial dan saluran resmi Gereja dari berbagai penjuru dunia.

Paus Fransiskus saat kunjungan ke Indonesia

Photo :
  • CBCPNews
Ponsel Lipat iPhone Fold Bakal Rilis 2026, Harganya Setara Motor Vespa

Beliau dikenal luas sebagai Paus yang membuka ruang dialog, memperjuangkan keadilan sosial, dan membawa gereja lebih dekat kepada umat kecil. Kepergiannya terasa sangat mendadak, apalagi sehari sebelumnya beliau masih menyapa umat di Lapangan Santo Petrus dalam perayaan Paskah 2025 yang kini dikenang sebagai penampilan publik terakhirnya.

Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus: Sakit Apa Sebelum Wafat?

Paus Fransiskus memang sudah lama mengalami masalah kesehatan, terutama terkait paru-parunya. Dalam beberapa tahun terakhir, beliau beberapa kali dirawat intensif akibat komplikasi pneumonia dan bronkitis kronis. Bahkan, sempat menjalani perawatan selama 38 hari di rumah sakit Vatikan sebelum akhirnya dipulangkan ke kediamannya untuk pemulihan.

Meski kondisi fisiknya sering naik turun, Paus tetap menunjukkan semangat pelayanan yang luar biasa, bahkan hingga di hari-hari terakhir hidupnya. Dedikasinya yang tak tergoyahkan ini menjadi inspirasi tersendiri bagi banyak umat, karena ia tetap menjalankan tugas pastoral dengan penuh cinta hingga akhir hayatnya.

Paus Fransiskus tidak pernah membiarkan kondisi kesehatannya menjadi alasan untuk berhenti melayani. Ia tetap hadir di berbagai kegiatan penting Gereja, menyampaikan pesan damai, dan menyerukan kasih universal kepada semua kalangan termasuk yang paling terpinggirkan.

Dedikasi semacam inilah yang membuat sosoknya begitu dihormati, bukan hanya di kalangan Katolik, tetapi juga oleh banyak pemimpin agama dan masyarakat global.

Sosok Reformis dan Paus Pertama dari Amerika Selatan

Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus adalah Paus pertama dari Amerika Selatan sekaligus anggota pertama dari ordo Jesuit yang menjabat sebagai Paus.

Ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Gaya hidupnya yang sederhana, kepemimpinan yang rendah hati, serta keberpihakannya pada kaum miskin dan tertindas membuatnya dicintai secara luas.

Sepanjang masa jabatannya, Paus Fransiskus mendorong inklusivitas dalam Gereja Katolik, terbuka terhadap isu-isu kontemporer seperti perubahan iklim, krisis kemanusiaan, hingga dialog antaragama.

Ia juga mengubah wajah Gereja yang dulunya terkesan kaku menjadi lebih ramah, hangat, dan humanis. Banyak kebijakan pastoralnya yang fokus pada pengampunan, cinta kasih, dan kemanusiaan, menjadikan gereja semakin relevan di era modern.

Reaksi Dunia dan Masa Depan Takhta Suci

Kepergian Paus Fransiskus menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi umat Katolik, tapi juga bagi dunia secara keseluruhan. Para pemimpin dunia, tokoh agama, dan komunitas internasional menyampaikan belasungkawa serta mengenang kontribusi besar beliau dalam mewujudkan perdamaian dan solidaritas lintas bangsa. Di Vatikan, lonceng kematian dibunyikan dari Basilika Santo Petrus dan bendera Vatikan dikibarkan setengah tiang sebagai simbol berkabung.

Dalam waktu dekat, Vatikan akan memulai masa sede vacante, yakni masa ketika Takhta Suci kosong, sebelum digelarnya konklaf oleh para kardinal untuk memilih Paus baru. Meski begitu, jejak reformasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan Paus Fransiskus akan terus hidup dan menjadi panduan moral bagi generasi berikutnya.

Wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun karena penyakit paru-paru memang meninggalkan duka mendalam, tapi juga mengukir warisan abadi tentang kasih, kerendahan hati, dan Gereja yang lebih dekat dengan umat.