Top 5 Negara Jet Tempur Canggih 2025 Paling Maju, Sayangnya Tanpa Pilot Aktif
- Teknodaily / Rosaria Nugraheni
Teknodaily – Negara jet tempur canggih 2025 tak selalu berarti siap tempur atau memiliki kekuatan udara yang aktif. Di balik parade militer megah dan pengumuman belanja senjata yang mencolok, ada realita yang justru kontras.
Beberapa negara memang sudah membeli atau mengakuisisi jet tempur generasi terbaru dengan teknologi militer tinggi, tapi sayangnya, tidak satu pun dari pesawat itu bisa diterbangkan. Bukan karena rusak atau belum jadi, melainkan karena tidak ada pilot yang siap mengoperasikannya.
Negara dengan Jet Tempur Paling Canggih Tanpa Pilot
Dalam beberapa kasus, jet tempur yang dibeli mahal-mahal itu justru lebih sering jadi pajangan. Entah karena kurangnya personel terlatih, infrastruktur pendukung yang tidak memadai, atau sekadar keterbatasan anggaran operasional.
Berikut ini daftar top 5 negara jet tempur canggih 2025 yang secara resmi punya jet modern, tapi tak ada satu pun yang benar-benar terbang karena alasan internal yang ironis.
1. Libya
Jet tempur canggih Libya Mirage F1
- Paramount Group
Libya pernah jadi kekuatan udara yang ditakuti di Afrika Utara, terutama di masa kepemimpinan Muammar Gaddafi. Armada tempurnya saat itu mencakup jet-jet tangguh seperti MiG-21, MiG-23, dan Mirage F1.
Namun setelah konflik internal yang berkepanjangan dan kekacauan politik pasca-rezim Gaddafi, kekuatan udaranya runtuh. Banyak pangkalan udara yang hancur, para pilot tewas atau memilih membelot dan sistem pelatihan benar-benar terhenti. Kini, sisa-sisa pesawat tempur hanya menjadi "pajangan museum" di hanggar terbengkalai, sebagian bahkan dibongkar demi suku cadang.
2. Afghanistan
Pesawat militer Afghanistan A-29 Super Tucano
- Asia Pacific Defence Reporter
Afghanistan adalah contoh nyata negara jet tempur canggih 2025 yang secara teknis punya pesawat tempur, tapi tidak memiliki kemampuan operasional. Setelah penarikan pasukan Amerika Serikat, Taliban mewarisi berbagai jenis pesawat seperti A-29 Super Tucano dan helikopter Mi-17.
Namun, meski pesawat itu tampak mengesankan di lapangan udara, kenyataannya Taliban tidak memiliki personel terlatih, mekanik profesional, atau sistem logistik yang memadai untuk mengoperasikannya. Akibatnya, jet-jet tersebut hanya berfungsi sebagai simbol politik atau pajangan kekuasaan semata, bukan kekuatan militer sejati.
3. Yaman
Yaman juga termasuk dalam daftar negara jet tempur canggih 2025, meskipun armadanya kini tak lebih dari harta karun yang terkubur di puing-puing perang. Sebelumnya, Yaman mengoperasikan MiG-29 dan Su-22 sebagai jet andalan untuk menjaga langit negaranya. Tapi sejak perang saudara berkecamuk dan basis militer mereka dibombardir oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, kondisi berubah drastis.
Fasilitas perawatan rusak parah, jumlah pilot aktif sangat minim, dan pelatihan hampir tidak berjalan. Kini, angkatan udara Yaman bisa dibilang lumpuh total, meski secara teknis mereka masih "memiliki" pesawat tempur.
4. Somalia
Somalia adalah negara lain yang pernah memiliki kekuatan udara di masa lalu, terutama dengan jet tempur tercanggih MiG buatan era Soviet. Sayangnya, konflik berkepanjangan, minimnya pendanaan, dan runtuhnya sistem militer membuat Somalia kehilangan kemampuan untuk menerbangkan pesawat-pesawat itu.
Bahkan pelatihan pilot pun sudah lama tidak dilakukan. Meski beberapa jet mungkin masih tersisa di darat, tidak ada sumber daya manusia atau logistik yang mendukung operasionalnya. Alhasil, kekuatan udaranya hanya tinggal kenangan.
5. Chad
Chad masuk dalam kategori negara jet tempur canggih 2025 yang sebenarnya punya aset strategis, tapi tidak punya cukup sumber daya untuk memaksimalkannya. Pada 2014, Chad sempat membeli beberapa unit MiG-29 dari Ukraina, dengan harapan memperkuat kekuatan udaranya.
Namun karena keterbatasan dana, minimnya pilot lokal yang terlatih, dan tidak adanya sistem pendukung profesional, jet-jet ini sangat jarang digunakan dalam misi tempur. Dalam beberapa momen, Chad bahkan menyewa pilot asing hanya untuk menerbangkannya saat upacara militer. Akibatnya, jet-jet tempur tersebut lebih sering jadi alat pameran ketimbang alat tempur sebenarnya.
Jadi, meskipun kelima negara ini sudah mengantongi pesawat canggih dengan teknologi modern, kenyataannya mereka belum siap terbang secara operasional. Baik karena masalah internal, minimnya SDM, atau konflik kebijakan, mereka tetap masuk dalam daftar negara jet tempur canggih 2025 yang belum punya pilot aktif.