Anjing Bisa Mencium Stres pada Manusia
- Pixabay.
Teknodaily – Anjing dikenal sebagai teman setia manusia. Pertemanan manusia dan anjing ini telah terjalin selama ribuan tahun.
Anjing disebut dapat memahami tingkah dan perintah manusia dengan baik. Mereka tidak hanya merespons perintah verbal dan isyarat visual, tetapi juga memiliki kemampuan luar biasa untuk mencium emosi manusia, termasuk stres.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa anjing dapat mendeteksi stres pada manusia melalui penciuman mereka.
Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Bristol, Inggris, yang merekrut 18 anjing dari berbagai ras bersama pemiliknya. Para peneliti menguji kemampuan anjing untuk membedakan antara aroma keringat manusia yang sedang stres dan yang tidak.
Dalam eksperimen ini, 11 sukarelawan manusia diminta menjalani tes yang memicu stres, seperti berbicara di depan umum dan melakukan perhitungan matematika.
Melansir VIVA.co.id, selama tes, keringat mereka dikumpulkan. Setelah itu, mereka menjalani sesi relaksasi yang melibatkan menonton video alam, dan sampel keringat baru diambil.
Anjing kemudian diperkenalkan dengan sampel keringat dari sukarelawan tersebut. Menariknya, anjing-anjing tersebut menunjukkan perbedaan reaksi terhadap keringat dari sukarelawan yang sedang stres.
Ketika mencium aroma stres, anjing cenderung lebih berhati-hati dan kurang tertarik untuk mendekati mangkuk makanan yang disediakan. Ini menunjukkan bahwa anjing mungkin merasa cemas atau tidak nyaman ketika mendeteksi stres pada manusia.
Zoe Parr-Cortes, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa kemampuan anjing untuk merasakan stres manusia adalah bagian dari evolusi mereka sebagai hewan sosial yang hidup berdampingan dengan manusia.
"Selama ribuan tahun, anjing telah belajar hidup dengan kita, dan banyak evolusi mereka terjadi bersama kita. Baik manusia maupun anjing adalah hewan sosial, dan ada penularan emosional di antara kita," kata Parr-Cortes yang dikutip dari Live Science pada Minggu, 28 Juli 2024.
Ia juga menyatakan bahwa kemampuan ini mungkin sangat penting dalam kelompok sosial, di mana anjing dapat merasakan adanya ancaman yang dirasakan oleh anggota kelompok lainnya.
Profesor emeritus Katherine A. Houpt dari Cornell University menambahkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa anjing dapat merespons emosi manusia berdasarkan bau, selain isyarat visual dan verbal.
Houpt mencatat bahwa bau stres mungkin mempengaruhi nafsu makan anjing, sehingga mereka menjadi kurang tertarik pada makanan saat mencium bau stres.
Penelitian ini menegaskan bahwa anjing tidak hanya peka terhadap emosi kita melalui suara dan tindakan, tetapi juga melalui penciuman.
Jadi, jika Anda merasa stres, anjing peliharaan Anda mungkin merasakan dan merespons dengan cara yang tidak biasa.