Fenomena Baterai 5000 mAh di HP Samsung
- Teknodaily / Rmarcella
Teknodaily – Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung terlihat tidak terlalu inovatif dalam meningkatkan kapasitas baterai smartphone mereka. Dari lini entry-level dengan harga sekitar 1 juta hingga mid-range dengan harga 6 jutaan, hampir semua perangkat mereka menggunakan baterai berkapasitas 5000 mAh.
Bahkan di segmen flagship, seri Galaxy S reguler, FE, dan Plus juga dibekali kapasitas baterai yang sama atau bahkan kurang dari itu. Satu-satunya pengecualian adalah Galaxy S Ultra yang tetap menggunakan baterai 5000 mAh, sedangkan lini Galaxy A dan S series belum pernah menggunakan baterai lebih besar.
Pengecualian di Seri M dan Kehadiran Baterai 7000 mAh
Samsung pernah mencoba menghadirkan inovasi kapasitas baterai yang lebih besar melalui Galaxy M62 dengan kapasitas 7000 mAh.
Namun, ponsel ini dirilis terakhir kali pada empat tahun yang lalu, dan tidak ada penerusnya hingga sekarang. Di seri M lainnya, kapasitas 6000 mAh sempat menjadi daya tarik, tetapi bahkan itu tidak merata di seluruh model seri M.
Apakah Baterai 5000 mAh Sudah Cukup?
Bagi kebanyakan pengguna, terutama di segmen mid-range yang tidak terlalu membutuhkan performa tinggi untuk gaming, kapasitas 5000 mAh dianggap sudah cukup. Contohnya, Samsung Galaxy A55 yang menggunakan baterai 5000 mAh mampu mencapai Screen On Time (SOT) hingga 9-10 jam.
Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti menonton video, browsing, atau menggunakan media sosial.
Namun, untuk segmen flagship, ada perbedaan kebutuhan. Perangkat flagship biasanya menggunakan chipset yang lebih bertenaga, yang secara alami lebih boros daya.
Hal ini membuat kapasitas 5000 mAh terkadang terasa kurang untuk pengguna dengan aktivitas berat. Di sisi lain, efisiensi daya dari prosesor dan optimalisasi perangkat lunak menjadi kunci utama keawetan baterai.
Kapasitas Besar vs Efisiensi Daya
Besar kapasitas baterai tidak selalu menjadi jaminan keawetan. Efisiensi daya dan pengelolaan baterai oleh perangkat lunak adalah faktor utama.
Contohnya, iPhone sering kali memiliki kapasitas baterai lebih kecil dibandingkan kompetitor Android, tetapi performa daya tahannya sangat baik. Hal ini berkat efisiensi chip buatan Apple dan optimalisasi iOS.
Perbandingan historis juga menarik. Di era awal Android, kapasitas baterai berkisar antara 2000-3000 mAh dengan SOT sekitar 5-6 jam. Kini, baterai 5000 mAh mampu mendukung penggunaan sehari penuh dengan SOT di atas 8 jam. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi lebih fokus pada efisiensi dan fitur seperti fast charging, bukan sekadar menambah kapasitas.
Tren Masa Depan: Fast Charging dan Perlindungan Baterai
Seiring perkembangan teknologi, permintaan konsumen tidak lagi hanya soal kapasitas baterai besar, tetapi juga kecepatan pengisian daya.
Fast charging menjadi salah satu fitur yang paling dicari, bahkan beberapa perangkat kini menawarkan pengisian daya 120W hingga 240W yang mampu mengisi baterai penuh dalam hitungan menit. Selain itu, perlindungan baterai seperti pengisian adaptif untuk memperpanjang umur baterai menjadi perhatian utama.
Samsung tampaknya mengikuti tren ini dengan mengandalkan efisiensi daya dan pengembangan teknologi fast charging daripada hanya sekadar meningkatkan kapasitas.
Dengan perkembangan chipset yang lebih hemat energi dan baterai yang lebih pintar, kapasitas 5000 mAh tampaknya masih akan menjadi standar untuk beberapa waktu ke depan, terutama di kelas mid-range dan flagship.
Walaupun terlihat stagnan dalam hal kapasitas baterai, strategi Samsung menunjukkan fokus pada efisiensi daya dan kebutuhan mayoritas pengguna. Meskipun kapasitas besar menarik, keawetan baterai tidak hanya bergantung pada angka mAh, tetapi juga pada bagaimana perangkat mengelola daya.
Dengan permintaan pasar yang terus berubah, Samsung dan produsen lainnya kemungkinan akan terus menyesuaikan inovasi mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan.