Mobil Otonom Baidu Nyungsep ke Parit

Mobil Ai nyungsep
Sumber :
  • L Mo

Teknodaily – Dunia teknologi kembali dihebohkan, bukan karena peluncuran produk baru, tapi karena sebuah insiden yang bikin geleng-geleng kepala. Pada 8 Agustus 2025, sebuah mobil otonom Apollo Go milik raksasa teknologi Baidu, justru salah jalur dan berakhir nyungsep ke parit konstruksi.

Mengintip Teknologi Jet Tempur Siluman Generasi 6: Apa yang Beda?

Mobil berwarna putih itu sebenarnya sedang menjalankan misi mulia: mengantar seorang penumpang wanita ke tujuannya. Tapi entah karena “otak” AI-nya ngambek atau ada gangguan teknis lain, mobil malah menerobos rambu peringatan dan penghalang konstruksi yang sudah jelas terlihat, sebelum akhirnya terjun bebas ke dalam parit.

Untungnya, sang penumpang selamat tanpa luka. Berkat bantuan warga yang sigap membawa tangga, ia berhasil keluar dengan aman. Tapi tetap saja, pengalaman ini pasti jadi cerita traumatis sekaligus bahan obrolan panjang untuk si penumpang.

Netizen Tiongkok Langsung “Rame”

Drone Tempur F-22 Raptor: Dari Pangkalan ke Langit, Kendali Lengkap di Tablet

Media sosial Tiongkok langsung banjir komentar. Banyak yang mempertanyakan sejauh mana mobil otonom ini aman untuk digunakan masyarakat umum.

Beberapa komentar pedas muncul, seperti:

5 Teknologi Tempur Amerika Serikat Paling Canggih 2025: Siap Hadapi Ancaman Iran

“Percuma canggih dan murah kalau nyawa nggak aman. Mending pakai DiDi, ada supir asli dan sekaligus membuka lapangan kerja.”

Banyak warganet menilai, teknologi keren bukan berarti siap pakai di segala situasi, apalagi di jalanan kompleks seperti Chongqing yang terkenal punya medan menanjak, berliku, dan padat kendaraan.

Bukan Kasus Pertama

Yang bikin miris, ini bukan kali pertama mobil otonom bikin masalah di Tiongkok. Mei 2025, kompetitor Baidu, Pony.AI, juga bikin geger ketika salah satu mobilnya tiba-tiba terbakar saat melaju. Untung saja waktu itu tidak ada penumpang di dalamnya.

Insiden-insiden ini menambah catatan merah di tengah ambisi besar perusahaan teknologi menguasai pasar kendaraan tanpa pengemudi.

Ambisi Baidu Masih Tinggi

Meski insiden ini sempat membuat publik ragu, Baidu sepertinya tidak mau melambat. Layanan Apollo Go kini diperluas ke Eropa bersama Lyft dan menargetkan pasar global melalui kerja sama dengan Uber. Langkah ini jelas menempatkan Baidu di arena persaingan sengit melawan Tesla Robotaxi dan Google Waymo.

Teknologi mobil otonom sendiri memang menjanjikan masa depan yang lebih efisien, minim polusi, dan berpotensi mengurangi kecelakaan akibat kelalaian manusia. Namun, realitanya, sistem ini masih belum sempurna menghadapi situasi tak terduga di dunia nyata—mulai dari rambu yang rusak, kondisi cuaca ekstrem, hingga area konstruksi yang rumit.

Pelajaran dari Insiden Ini

Kasus Apollo Go di Chongqing menunjukkan bahwa teknologi tanpa pengemudi belum bisa sepenuhnya menggantikan kewaspadaan manusia. Sensor canggih, peta digital, dan algoritma AI tetap bisa keliru membaca situasi.

Di sisi lain, regulasi dan uji coba di lapangan juga perlu lebih ketat. Negara seperti Jepang dan Singapura sudah menetapkan zona terbatas untuk mobil otonom, sementara di Tiongkok, persaingan antarperusahaan kadang membuat pengujian dipercepat demi mengejar pasar.

Kesimpulannya, mobil otonom memang masa depan transportasi, tapi masa depan itu belum siap 100% hari ini. Kalau tidak diimbangi dengan kontrol manual dan pengawasan ketat, risiko “nyungsep ke parit” akan tetap menghantui. Untuk sekarang, mungkin masih banyak yang merasa lebih aman naik mobil biasa dengan supir asli, apalagi kalau supirnya tahu cara menghindari parit.