Mengenal OI, Teknologi yang Digadang Lebih Canggih dari AI

- pixabay
Teknodaily – Kepopuleran teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence), sedang dalam trend industri teknologi.
Raksasa teknologi, seperti Google, Meta, dan Baidu telah bersaing dengan merilis produk berbasis AI, misal Bard dan LLaMa.
Namun baru-baru ini, teknologi OI hadir dan digadang-gadang menjadi saingan terberat AI.
Apa itu OI?
Pada Selasa (28/2/2023) sebuah proyek yang dipimpin oleh Lena Smirnova dari Pusat Alternatif Pengujian Hewan (CAAT), telah mempublikasikan tulisan berjudul Organoid Intelligence (OI): The New Frontier in Biocomputing and Intelligence-in-a-Dish.
Dari sinilah istilah OI atau Organisasi Intelligence diperkenalkan.
Kecerdasan OI terinspirasi dari replikasi kemajuan otak yang diturunkan dari sel punca (stem cell) manusia.
Teknologi OI berusaha meniru aspek molekuler dan seluler dari memori serta pembelajaran kognisi otak secara in vitro.
Program yang dikerjakan oleh 25 ahli di bidang ilmu komputer dan kesehatan dari Amerika Serikat, Australia dan Jerman itu mengembangkan kemampuan komputasi dari otak manusia.
Kemampuan Hebat Otak Manusia Daripada Mesin
Artikel ilmiah yang dirilis oleh Frontiers in Science tersebut mengawali penjelasan terkait keunggulan otak manusia dibandingkan mesin-mesin yang menggunakan kecerdasan buatan.
Misalnya kemampuan manusia untuk membedakan dua objek hanya dengan beberapa sampel, sementara algoritma AI harus mengenali ribuan objek.
Ilustrasi pemrosesan otak sempat ditunjukkan kepada publik pada 2013.
Sebuah komputer tercanggih nomor empat di dunia saja membutuhkan waktu 40 menit untuk mereplikasi 1% aktivitas otak manusia.
Selain itu, otak juga memiliki kapasitas penyimpanan setara 2.500 TB. Hal itu menyimpulkan jika otak manusia dapat memproses informasi kompleks secara berurutan dan paralel.
Sejak Juni 2022, Frontier Amerika Serikat telah membangun super komputer terhebat di dunia dengan performa 1.102 exaFlops.