5 Teknologi Militer Tercanggih di Selat Hormuz: Drone Pembunuh Sampai Rudal Udara
- Teknodaily / Rmarcella
Teknodaily – Teknologi militer tercanggih di Selat Hormuz kini bukan lagi sekadar pelengkap pertahanan, melainkan alat utama dalam dinamika kekuatan global. Selat strategis yang menghubungkan Teluk Persia dan Teluk Oman ini telah lama menjadi jalur vital pengiriman minyak dunia sekaligus titik panas geopolitik.
Di kawasan yang sempit namun krusial ini, negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Iran, dan sekutu-sekutunya memamerkan kecanggihan teknologi militer yang mereka miliki demi menjaga pengaruh dan keamanan wilayah.
Teknologi Militer Aktif di Selat Hormuz
Di balik lalu lintas kapal tanker yang rutin mengangkut jutaan barel minyak setiap hari, Selat Hormuz menyimpan kekuatan militer tersembunyi. Kapal siluman, radar super sensitif, rudal jarak jauh, hingga drone bersenjata mengisi udara dan lautnya, menciptakan sistem pertahanan berlapis yang nyaris tak terlihat. Ini bukan sekadar area militer biasa, melainkan kawasan yang dijaga dengan teknologi mutakhir dan strategi tinggi.
Nah, jika kamu penasaran seperti apa saja perangkat tempur yang beroperasi di sana, berikut adalah top 5 teknologi militer tercanggih di Selat Hormuz yang sedang aktif menjaga kestabilan kawasan, atau bahkan, jadi pemicu ketegangan militer global di masa depan.
1. Kapal Siluman Kelas Zumwalt – Amerika Serikat
Teknologi militer Amerika Serikat di Selat Hormuz USS Zumwalt
- RTX
USS Zumwalt (DDG-1000) merupakan kapal perusak siluman generasi terbaru milik Angkatan Laut AS. Dengan desain radar cross-section yang sangat rendah dan teknologi elektromagnetik onboard, Zumwalt nyaris tidak terdeteksi radar.
Dilengkapi dengan sistem tempur otomatis, kemampuan serangan darat presisi, dan daya jelajah jauh, kehadiran Zumwalt di Selat Hormuz jadi pesan langsung kepada kekuatan lawan bahwa AS siap menghadapi konflik maritim berteknologi tinggi.
2. Sistem Rudal S-300 dan Bavar-373 – Iran
Teknologi militer Iran di Selat Hormuz Bavar-373
- The Week
Iran memperkuat zona pertahanannya di sekitar Selat Hormuz dengan mengandalkan sistem rudal S-300 buatan Rusia dan versi lokalnya, Bavar-373. Sistem teknologi militer tercanggih di Selat Hormuz ini mampu mendeteksi, melacak, dan menghancurkan ancaman dari pesawat, rudal jelajah, dan drone dalam radius ratusan kilometer. Bavar-373 bahkan diklaim sekelas S-400. Kehadirannya menambah lapisan pertahanan udara Iran dan membuat wilayah ini semakin tidak mudah ditembus.
3. Drone Tempur dan Pengintai – AS dan Iran
Drone bersenjata Amerika Serikat di Selat Hormuz MQ-9 Reaper
- GA-ASI
Kedua kubu, AS dan Iran, sama-sama mengerahkan drone bersenjata dan pengintai ke langit Selat Hormuz. MQ-9 Reaper milik AS dapat meluncurkan rudal presisi dari ketinggian, sementara Shahed-129 dan Mohajer-6 buatan Iran kerap terlihat dalam operasi maritim dan patroli bersenjata. Drone ini memainkan peran kunci dalam pengawasan, pencegatan, hingga kemungkinan aksi ofensif di wilayah perbatasan laut yang tegang ini.
4. Sistem Anti-Drone dan Laser – Sekutu Teluk
Menanggapi ancaman dari drone musuh, negara-negara Teluk seperti UEA dan Arab Saudi telah menerapkan sistem pertahanan berbasis laser dan elektronik seperti SkyGuard, Drone Dome, dan senjata energi tinggi.
Teknologi ini mampu menetralkan ancaman udara dalam hitungan detik dan biasanya ditempatkan di sekitar pelabuhan, pangkalan militer, serta fasilitas minyak yang rentan diserang. Sistem C-RAM juga menjadi andalan untuk perlindungan jarak dekat dari proyektil udara.
5. Satelit dan Sensor Laut Dalam – AS dan Sekutu
Pengawasan penuh terhadap wilayah ini juga ditopang oleh jaringan satelit militer, drone pengintai udara, pesawat AWACS, serta sensor bawah laut. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi pergerakan kapal selam, aktivitas pengiriman senjata ilegal, dan potensi ancaman dari bawah permukaan. Sistem deteksi real-time ini memberi keunggulan besar dalam pengambilan keputusan strategis dan respons cepat.
Lewat kelima sistem canggih di atas, kita bisa melihat jelas bagaimana teknologi militer tercanggih di Selat Hormuz menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas kawasan, sekaligus menjadi alat negosiasi keras dalam ketegangan geopolitik yang masih terus berlanjut hingga hari ini.