Waspada, Kejahatan Siber Menggunakan AI Semakin Canggih
- Pixabay.
AI juga dapat digunakan untuk rekayasa sosial guna menghasilkan konten yang tampak masuk akal, termasuk teks, gambar, audio, dan video. Pelaku ancaman siber dapat menggunakan model bahasa besar seperti ChatGPT-4o untuk menghasilkan teks penipuan, seperti pesan phishing yang canggih.
Phishing yang dihasilkan AI dapat mengatasi kendala bahasa dan membuat email yang dipersonalisasi berdasarkan informasi media sosial pengguna. Bahkan dapat meniru gaya penulisan individu tertentu, sehingga serangan phishing berpotensi lebih sulit dideteksi.
Deepfake menghadirkan tantangan keamanan siber lainnya. Apa yang dulunya hanya penelitian ilmiah kini telah menjadi masalah yang meluas. Penjahat siber telah menipu banyak orang dengan penipuan peniruan identitas selebriti, yang menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Deepfake juga digunakan untuk mencuri akun pengguna dan mengirim audio permintaan uang menggunakan suara pemilik akun kepada teman dan kerabat.