AI Bisa Tahu Manusia Meninggal Masuk Surga atau Neraka
- Pixabay.
Jason Rohrer, pencipta Project December, menolak tuduhan bahwa platformnya adalah bentuk "kapitalisme kematian". Namun, penggunaan AI untuk tujuan ini menimbulkan banyak pertanyaan etis.
Sherry Turkle, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology yang mempelajari interaksi manusia dengan teknologi, memperingatkan bahwa AI dapat memperumit proses berduka.
"Ini adalah ketidakmauan untuk berkabung," kata Turkle dikutip dari The Guardian, mengacu pada penggunaan AI untuk "menghidupkan" kembali orang yang telah meninggal dunia.
Menurutnya, teknologi ini bisa membuat orang sulit untuk benar-benar melepaskan orang yang telah pergi untuk selamanya.
Selain Project December, ada juga platform lain seperti YOV ("You, Only Virtual") yang memungkinkan orang untuk membangun "versona" posthumous dari diri mereka sendiri atau orang lain.
Pendiri YOV, Justin Harrison, bahkan menciptakan versona ibunya sebelum ia meninggal dunia. Meskipun Harrison merasa teknologi ini memenuhi kebutuhan manusia untuk tetap terhubung dengan orang yang telah tiada, hal ini tetap menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam.