Fakta Jet Tempur Siluman Sukhoi Su-57: Teknologi Rusia yang Makin Terungkap

Fakta Jet Tempur Siluman Sukhoi Su-57
Sumber :
  • Teknodaily / Rosaria Nugraheni

Teknodaily – Fakta jet tempur siluman Sukhoi Su-57 selalu menarik perhatian karena pesawat ini digadang-gadang sebagai ikon terbaru kekuatan udara Rusia. Dalam sejarah peperangan modern, peran jet tempur memang tidak bisa dipandang remeh. 

Fakta Rudal Jelajah Ukraina Flamingo: Jangkauan 3.000 Km Bisa Serang Moskow

Dominasi udara sering menjadi kunci kemenangan, karena negara dengan teknologi pesawat tercanggih mampu mengendalikan jalannya konflik dan memaksa lawan berpikir 2x sebelum bertindak. Itulah sebabnya kehadiran Su-57 dianggap sebagai salah satu langkah strategis Kremlin untuk menegaskan posisi mereka di panggung global.

Jet Tempur Siluman Sukhoi Su-57

Jet tempur siluman Rusia Sukhoi Su-57

Photo :
  • 19FortyFive
5 Jet Tempur Canggih Paling Banyak Diproduksi di Dunia 2025, Ada yang Punya TNI AU

Bagi para analis militer, Su-57 bukan sekadar proyek prestisius, melainkan sinyal bahwa Rusia siap menantang dominasi Barat di udara. Dengan kemampuan manuver ekstrem, radar canggih, dan material siluman yang dirancang menembus deteksi lawan, Su-57 berpotensi mengubah peta kekuatan global. 

Pertanyaannya, apakah jet ini benar-benar bisa menandingi F-22 atau F-35? Atau hanya sekadar simbol propaganda di tengah ketegangan geopolitik? Untuk menjawabnya, mari kita bongkar bersama fakta-fakta paling menarik tentang Sukhoi Su-57 yang kini makin banyak terungkap.

1. Jet Tempur Generasi Kelima

10 Jet Tempur Canggih Bersenjata Terberat di Dunia 2025, Bawa Rudal Raksasa

Sukhoi Su-57 hadir sebagai jet tempur generasi kelima yang membawa semua elemen utama, yakni desain siluman, kemampuan supercruise (terbang supersonik tanpa afterburner), manuver super lincah, avionik pintar, dan ruang senjata internal. 

Kehadiran kombinasi fitur ini membuat Su-57 diposisikan sejajar dengan jet Amerika seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II. Walau begitu, beberapa analis militer menilai masih ada beberapa sektor yang perlu disempurnakan agar benar-benar bisa menyaingi kompetitornya.

2. Harga Lebih Murah dari F-35

Salah satu fakta jet tempur siluman Sukhoi Su-57 yang cukup menarik adalah soal harga. Dibanderol sekitar USD 60 juta per unit, pesawat tempur ini jauh lebih murah dibanding F-35 yang mencapai USD 80 juta dan F-22 yang menembus USD 110 juta. 

Perbedaan harga yang signifikan membuat Su-57 menjadi opsi strategis bagi negara-negara yang ingin punya jet siluman modern tanpa harus mengorbankan anggaran pertahanan terlalu besar. Faktor biaya inilah yang membuat Su-57 semakin diperhitungkan di pasar global.

3. Mesin Ganda Berperforma Tinggi

Untuk urusan dapur pacu, Su-57 mengandalkan 2 mesin Saturn AL-41F1 yang mampu melesat hingga kecepatan Mach 2. Bahkan, jet tempur tercanggih ini bisa melakukan jelajah Mach 1.6 di ketinggian 20.000 meter tanpa kesulitan. 

Saat ini, Rusia tengah mengembangkan mesin generasi baru bernama “Izdeliye 30” yang diklaim lebih bertenaga sekaligus meningkatkan aspek stealth. Jika sukses, peningkatan ini akan membuat Su-57 punya tenaga dorong lebih besar dengan efisiensi bahan bakar lebih baik dibanding para rivalnya.

4. Desain Siluman yang Kontroversial

Dari sisi desain, Su-57 menampilkan bentuk blended wing-body dengan lekukan ramping yang khas. Lapisan penyerap radar juga disematkan untuk menekan jejak radar (Radar Cross Section/RCS). 

Namun, beberapa analis Barat masih meragukan efektivitasnya, karena ada laporan yang menyebut RCS Su-57 lebih besar dibanding F-35. Meski demikian, Rusia optimis bahwa perpaduan stealth, kecepatan, dan kemampuan manuver tetap membuat jet tempur tercepat ini menjadi lawan yang sulit ditandingi.

5. Manuverabilitas Lebih Ekstrem

Kalau bicara soal kelincahan, inilah salah satu fakta jet tempur siluman Sukhoi Su-57 yang bikin banyak orang terkesima. Berkat teknologi three-axis thrust vectoring atau kontrol vektor dorong tiga sumbu, Su-57 mampu melakukan manuver ekstrem, termasuk manuver ikonik “Cobra” yang terkenal sangat sulit dilakukan. 

Beberapa pilot bahkan menyebut Su-57 bisa lebih lincah daripada F-22 Raptor, meski klaim ini masih menimbulkan perdebatan di kalangan pakar militer.

6. Avionik Pintar dan Persenjataan Mematikan

Su-57 tidak hanya cepat dan lincah, tapi juga dipersenjatai dengan sistem avionik pintar dan persenjataan mematikan. Di dalam kokpit, tersedia 2 layar multifungsi besar serta helm augmented reality untuk membantu pilot dalam pertempuran. 

Dari sisi radar, Su-57 dibekali AESA N036 Byelka yang mampu melacak hingga 60 target sekaligus dalam radius 400 km. Persenjataannya pun beragam, mulai dari meriam 30 mm, rudal udara-ke-udara R-77M, hingga rudal jelajah Kh-59MK2. Semua senjata utama ditempatkan di ruang internal demi menjaga stealth.

7. Status Operasional, Insiden, dan Geopolitik

Fakta jet tempur siluman Sukhoi Su-57 juga tak lepas dari cerita jatuh bangun dalam perjalanannya. Sejak uji coba pertama, Su-57 sempat mengalami beberapa insiden, termasuk kegagalan mesin hingga kecelakaan pada 2019. Meski begitu, Rusia tetap berambisi mempercepat produksinya. 

Laporan tidak resmi bahkan menyebut Su-57 pernah digunakan dalam konflik Ukraina, dengan klaim mampu menembak jatuh jet lawan tanpa terdeteksi radar NATO. Namun, jumlah unit operasionalnya masih terbatas, diperkirakan hanya 12–20 unit saja.

Dari sisi geopolitik, minat dari negara-negara seperti Aljazair, Vietnam, dan Irak memang sempat muncul, tapi sanksi internasional terhadap Rusia membuat ekspor Su-57 sulit terwujud. India yang awalnya menjadi mitra justru memilih mundur dan mengembangkan jet generasi kelima sendiri. 

Hal ini membuat masa depan Su-57 di pasar global masih penuh tanda tanya, meski tetap dianggap sebagai simbol ambisi Rusia dalam persaingan teknologi militer dunia.

Melihat berbagai teknologi dan fitur yang dibenamkan, jelas bahwa Sukhoi Su-57 bukan pesawat tempur biasa. Namun satu hal yang pasti, fakta jet tempur siluman Sukhoi Su-57 semakin mempertegas bahwa persaingan teknologi militer global masih jauh dari kata selesai.