Tahun 2027 Diperkirakan 83 Juta Pekerjaan akan Tergantikan oleh AI
- Pixabay.
Teknodaily – Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar terhadap struktur ketenagakerjaan global. AI tidak hanya menggantikan pekerjaan tradisional, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi para pencari kerja, termasuk mahasiswa.
Dengan adanya otomatisasi dan kecerdasan buatan, banyak profesi yang dulunya mengandalkan keterampilan manual kini mulai ditinggalkan, sementara profesi baru yang lebih berbasis teknologi terus bermunculan.
Laporan "Future of Jobs 2023" yang dirilis oleh World Economic Forum memprediksi bahwa pada tahun 2027, sekitar 83 juta pekerjaan akan tergantikan oleh AI, terutama dalam sektor manufaktur, administrasi, dan desain.
Namun, di sisi lain, AI juga diperkirakan akan menciptakan sekitar 69 juta pekerjaan baru yang berkaitan dengan teknologi dan analisis data. Oleh karena itu, mahasiswa di era digital harus siap untuk menghadapi tantangan ini dengan meningkatkan keterampilan yang relevan.
Pekerjaan Baru yang Diciptakan oleh AI
Seiring dengan berkembangnya AI, muncul berbagai profesi baru yang memberikan peluang besar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Pelatih AI (AI Trainer)
Profesi ini bertugas melatih AI agar lebih memahami bahasa, perilaku, dan maksud manusia. Pelatih AI menggunakan perangkat lunak cerdas untuk mengelola basis data, menyusun parameter algoritma, dan mengoptimalkan interaksi antara manusia dan mesin.
Insinyur Prompt (Prompt Engineer)
Insinyur prompt merancang kata-kata perintah yang efektif untuk AI agar dapat memberikan respons yang lebih akurat. Kemampuan memahami cara kerja AI dan bagaimana menginstruksikannya dengan optimal menjadi keterampilan utama dalam pekerjaan ini.
Insinyur Fine-Tuning (Fine-Tuning Engineer)
Pekerjaan ini berfokus pada penyesuaian model AI agar lebih sesuai dengan tugas dan data spesifik. Di sektor kesehatan, keuangan, dan pendidikan, insinyur fine-tuning bertugas mengoptimalkan AI agar dapat memberikan hasil yang lebih presisi.
Insinyur Estetika AI (AI Aesthetic Engineer)
Bidang ini menggabungkan AI dengan desain visual untuk menciptakan elemen estetika berkualitas tinggi. Mereka memanfaatkan AI dalam pembuatan desain grafis, pengolahan gambar, dan pengeditan digital.
Ilmuwan Data (Data Scientist)
Ilmuwan data menggunakan pembelajaran mesin untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data dalam jumlah besar. Informasi yang diperoleh dari data ini digunakan untuk melatih AI agar lebih cerdas dan efisien.
Pemberi Label Data (Data Labeler)
Tugas utama seorang data labeler adalah memberikan anotasi dan label pada data yang akan digunakan dalam pelatihan AI. Dengan data yang terstruktur dengan baik, AI dapat mempelajari pola dengan lebih baik dan meningkatkan akurasi prediksi.
Konsultan Etika AI (AI Ethics Consultant)
Dengan semakin luasnya penggunaan AI, diperlukan profesional yang memastikan bahwa teknologi ini diterapkan dengan etika yang benar. Mereka bertanggung jawab dalam menyusun pedoman kebijakan terkait AI agar tidak melanggar hak privasi, mencegah bias algoritma, serta memastikan penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab.
Transformasi Pendidikan untuk Menghadapi Tantangan AI
Agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan perubahan ini, sistem pendidikan harus mengalami transformasi yang signifikan. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
Peningkatan Keterampilan Digital
Mahasiswa harus diberikan pelatihan yang lebih mendalam mengenai pemrograman, analisis data, dan teknologi AI agar siap menghadapi tuntutan pasar kerja.
Kolaborasi Universitas dan Industri
Kerja sama antara universitas dan industri sangat penting untuk memastikan mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan AI di dunia nyata.
Sistem Pembelajaran Seumur Hidup
Dengan perkembangan teknologi yang cepat, keterampilan yang relevan hari ini mungkin menjadi usang dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, penting untuk membangun sistem pembelajaran berkelanjutan yang memungkinkan mahasiswa terus mengembangkan keterampilan mereka bahkan setelah lulus.
Penyusunan Kurikulum yang Berorientasi Masa Depan
Universitas perlu merancang kurikulum yang menyesuaikan dengan kebutuhan industri, seperti menambahkan mata kuliah terkait AI, data science, dan teknologi digital lainnya.
AI dan Peluang Karier yang Lebih Personal
AI juga memungkinkan personalisasi karier bagi mahasiswa. Dengan analisis berbasis AI, mahasiswa dapat memahami keunggulan dan minat mereka secara lebih akurat, sehingga dapat memilih jalur karier yang sesuai. Selain itu, sistem perekrutan berbasis AI dapat membantu perusahaan menemukan kandidat yang paling cocok dengan kebutuhan mereka, sehingga meningkatkan efisiensi dalam proses rekrutmen.
Meskipun AI mengancam beberapa pekerjaan tradisional, teknologi ini juga membuka banyak peluang baru, terutama bagi mahasiswa yang memiliki keterampilan yang relevan. Dengan pendidikan yang tepat dan sistem pembelajaran yang terus berkembang, mahasiswa dapat memanfaatkan era AI ini untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Oleh karena itu, adaptasi terhadap teknologi AI bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga peluang emas untuk berkembang dalam dunia kerja yang semakin dinamis.