Apa itu Oksigen Gelap yang Tersebar di Dasar Samudera Pasifik

Oksigen Gelap.
Sumber :
  • NOAA Office of Ocean Exploration and Research, 2019 Southeastern U.S. Deep-sea Exploration.

Teknodaily – Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan sebuah fenomena menarik yang disebut "oksigen gelap." Oksigen ini dihasilkan oleh nodul logam seukuran kentang yang tersebar di dasar Samudera Pasifik.

Apple Bakal Rilis AirTag Generasi Kedua pada Pertengan 2025

Temuan ini mengejutkan karena oksigen gelap dihasilkan dalam kegelapan total tanpa bantuan organisme hidup, yang menantang pemahaman kita tentang bagaimana oksigen biasanya diproduksi di Bumi.

Penelitian yang dipublikasikan pada 22 Juli 2024 di Jurnal Nature Geoscience ini adalah yang pertama kalinya menunjukkan bahwa oksigen bisa dihasilkan tanpa organisme. Biasanya, oksigen dihasilkan melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan dan mikroorganisme yang menggunakan cahaya Matahari. Namun, oksigen gelap ini terbentuk di kedalaman laut di mana cahaya matahari tidak bisa menembus.

Indonesia Jadi Target Nomor 1 Ransomware

Para peneliti, dipimpin oleh Profesor Andrew Sweetman dari Scottish Association for Marine Science (SAMS), menemukan bahwa nodul-nodul logam ini menghasilkan oksigen melalui proses yang disebut elektrolisis air laut.

Proses ini memecah air laut menjadi oksigen dan hidrogen dengan bantuan muatan listrik. Muatan listrik ini mungkin berasal dari perbedaan potensial listrik antara ion logam di dalam nodul, yang menyebabkan redistribusi elektron.

OnePlus Bakal Rilis Pad Pro Dengan Layar 13 Inci

"Ketika pertama kali mendapatkan data ini, kami mengira sensor yang digunakan rusak, karena setiap studi sebelumnya di laut dalam hanya melihat oksigen dikonsumsi, bukan diproduksi," kata Andrew Sweetman yang dikutip dari Live Science pada Kamis, 25 Juli 2024, melansir VIVA.co.id

Ilustrasi Oksigen.

Photo :
  • Pixabay.

Nodul-nodul ini, yang disebut nodul polimetalik, banyak ditemukan di dataran abyssal lautan, yaitu daerah datar di dasar laut antara 3.000 hingga 6.000 meter di bawah permukaan laut.

Nodul ini mengandung berbagai logam seperti besi, mangan, kobalt, nikel, litium, dan elemen tanah jarang seperti cerium yang penting untuk teknologi elektronik dan rendah karbon. Penemuan oksigen gelap ini penting karena menunjukkan bahwa oksigen bisa diproduksi di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti di dasar laut.

Hal ini menantang pemahaman kita bahwa oksigen hanya bisa dihasilkan melalui proses fotosintesis. Selain itu, temuan ini juga membuka pertanyaan baru tentang asal usul kehidupan di Bumi, karena menunjukkan bahwa oksigen mungkin sudah ada sebelum munculnya organisme fotosintesis.

Penemuan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potensial dari penambangan nodul polimetalik.

Nodul-nodul ini bisa menjadi sumber oksigen vital bagi ekosistem laut dalam. Jika kita menambang nodul-nodul ini tanpa memahami dampaknya, kita mungkin mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada.

Dengan penemuan ini, para ilmuwan kini memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana oksigen gelap diproduksi dan perannya dalam ekosistem laut dalam. Ini adalah langkah awal untuk memahami lebih jauh tentang fenomena yang luar biasa ini.

"Dengan penemuan ini, kami telah menghasilkan banyak pertanyaan yang belum terjawab dan saya pikir kita memiliki banyak hal untuk dipikirkan dalam hal bagaimana kita menambang modul-modul ini, yang pada dasarnya merupakan baterai dalam bentuk batu,” kata Andrew Sweetman.