Google Doodle Hari Ini: Sapardi Djoko Damono, Sastrawan Indonesia Paling Romantis

Google Doodle Hari Ini
Sumber :
  • Google.com

Teknodaily – Hari ini terlihat Google Doodle mengilustrasikan seorang kakek menggunakan  flat cap sambil memegang buku dan payung dalam situasi hujan.

Ini Google Pixel 8 dan Pixel 8 Pro: Spesifikasi Lengkap dan Harganya!

Diketahui sosok itu adalah Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Damono sendiri merupakan sastrawan nasional. Selain terkenal sebagai penyair, Sapardi juga dikenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.

Elon Musk Kecam Gemini AI dalam Penggambaran Tokoh, Google Hentikan Layanan Sementara

Sosoknya yang muncul di Google Doodle hari ini lantaran pada hari ini, tanggal 20 Maret bertepatan dengan hari lahirnya Sapardi Djoko Damono yang ke 83.

Mengenal lebih lanjut tentang sosok Sapardi Djoko Damono yang salah satu karyanya pernah di filmkan yaitu "Hujan Bulan Juni", mari simak profil beliau lewat ringkasan berikut.

Desain Premium Hasil Daur Ulang, Google Pixel Watch 2 Gebrak Dunia Wearable Devices, Ini Harganya!

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka yang dikenal melalui berbagai karya puisinya yang khas dengan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer (Situs Resmi DPAD Provinsi Yogyakarta) 

Sapardi adalah anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko merupakan abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Sapardi lahir di Kampung Baturono, Solo, pada Rabu, 20 Maret 1940 silam.

Karir menulis Sapardi dimulai sejak bangku sekolah. Ketika masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang saat dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (Universitas Gadjah Mada).

Tak hanya menulis puisi, Sapardi juga menulis cerita pendek. Beliau juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Dia juga cukup menguasai permainan wayang, sebab kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.

Sapardi Djoko Damono juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Dia pun pernah menjadi dekan di sana dan menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam

Sebagai sastrawan, Sapardi menulis beberapa buku yang sangat penting.

Melansir situs Ensiklopedia Kemdikbud, berikut beberapa buku yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono:

  1. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
  2. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
  3. Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
  4. Novel Jawa Tahun 1950-an:Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur (1996)
  5. Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
  6. Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
  7. Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan Awal

Tak hanya menulis, beliau pun menerjemahkan karya sastra asing. beberapa karya sastra asing yang pernah Sapardi terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, antara lain:

  1. Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Ernest Hemingway)
  2. Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James)
  3. Puisi Brasilia Modern
  4. George Siferis
  5. Sepilihan Sajak
  6. Puisi Cina Klasik
  7. Puisi Klasik
  8. Shakuntala
  9. Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel
  10. Afrika yang Resah (Song of Lowino dan Song of Ocol oleh Okot p'Bitek)
  11. Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill)
  12. Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck)

Dan salah satu puisinya yang terkenal adalah "Aku Ingin" Berikut pemggakan sajaknya

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"

Masih banyak lagi karya sastra yang pernah dibuat oleh beliau. Sapardi Djoko Damono tutup usia pada Minggu, 19 Juli 2020 lalu dan dimakamkan di TPU Giritama, Tonjong, Kabupaten Bogor.