Hadi Apriliawan, Sulis untuk Susu Sehat
- Dok. Astra.
Teknodaily – Susu adalah salah satu minuman sehat yang dibutuhkan tubuh, terutama anak-anak. Namun minimnya alat teknologi, yang mumpuni, membuat susu produksi petani lokal di pedesaan tidak aman dikonsumsi.
Produksi susu dari peternak di Desa Sragi, Banyuwangi, yang tidak higienis menyebabkan susu tak bertahan lama dan kandungan bakteri patogennya yang bisa menyebabkan penyakit bagi yang mengonsumsinya.
Hadi Apriliawan, yang mengetahui permasalahan peternak sapi perah di kampung halamannya itu, mencoba mencari solusi alat yang bisa mengatasi masalah klasik yang dihadapi peternak.
Hadi pun terpikir untuk menciptakan alat pasteurisasi. Berbekal ilmu yang ia peroleh selama mengenyam pendidikan di jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Hadi mengembangkan teknologi pasteurisasi modern berbasis kejut listrik yang dinamai Latte Electricity (LE), yang ia beri nama Sulis (Susu Listrik).
Teknologi ini didasarkan pada metode Pulse Electric Field (PEF) yang memungkinkan lebih dari 98 persen bakteri dalam susu mati, tanpa mengurangi kandungan nutrisi, sehingga susu dapat bertahan hingga satu minggu lamanya.
"Prosesnya tidak menggunakan panas tinggi melainkan panas medium saja sehingga kualitas susu masih sangat bagus. Selain itu, teknologi ini menggunakan sistem plasma listrik tegangan tinggi yang dapat membunuh bakteri jahat dalam susu sehingga susu akan jauh lebih awet," ujar Hadi mengutip Antaranews.
Adapun cara kerja mesin ini, susu akan dipanasi terlebih dahulu pada suhu 50 derajat celcius, kemudian akan melewati proses kejut listrik yang akan membunuh berbagai jenis bakteri jahat dalam susu seperti E. Coli, Klebsiella, Shigella, Enterobacter, dan Staphylococcus Aureus. Meskipun demikian, kandungan protein dalam susu masih sangat tinggi, di kisaran 95 persen.
Dibandingkan sistem pasteurisasi konvensional yang memanaskan susu pada suhu mencapai 70 derajat celcius, tak hanya membunuh bakteri jahat dalam susu, tapi juga kandungan nutrisinya akan berkurang.
Melalui CV Inovasiana Anak Negeri, Hadi membuat mesin LE menjadi dua jenis berdasarkan kapasitasnya, yakni kapasitas 20 liter dan kapasitas 1,2 ton.
Mesin inovasi Hadi sudah diproduksi dan laku terjual 50 unit untuk mesin berkapasitas 20 liter dan 3 unit untuk LE kapasitas 1,2 ton. Tidak berhenti sampai proses pasteurisasi saja, penelitian Hadi terus berkembang hingga pada pembuatan keju dan yoghurt yang masih terintegrasi dengan mesin LE buatannya itu.
Dengan kehadiran alat LE membawa harapan baru bagi peternak. Dengan metode kejut listrik hasil susu perah bisa bertahan lebih lama serta kandungan protein dan gizi dalam susu segar hasil perahan peternak tetap terjaga.
Manfaat dari inovasinya tersebut tak butuh waktu lama untuk segera dirasakan oleh masyarakat banyak, khususnya para peternak sapi perah di kampung halamannya di desa Sragi, Banyuwangi, Jawa Timur dan juga ratusan peternak sapi perah di kota Malang tempat Hadi merintis PT MaxZer Solusi Steril sebagai platform pengembangan bisnisnya sejak 2013.
Inovasi ini pun yang menjadikan Hadi sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 untuk bidang teknologi dari PT Astra International.